Foto : Ivan Ismar |
HABAKOTAMADANI, SULAWESI SELATAN - Merantau kuliah berbekal merica sudah menjadi tradisi warga desa Bantilang, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sumatera Selatan.
Di desa Bantilang pernah ada seorang mahasiswa anak petani merica memiliki rekening sampai Rp. 1 Miliar, uang didapat dari hasil jual merica. Hasil penjualan merica disimpan di rekening anak, bahkan ada mahasiswa isi rekeningnya Rp. 1 Miliar lebih, kata kepala desa Arifin
Cerita itu Arifin dapat setelah baru-baru ini mendata warga, terungkaplah tak sedikit anak-anak di desa Bantilang yang berkuliah di Universitas Indonesia, Surabaya, Solo.
Sudah sejak lama orang tua yang menyekolahkan anaknya di luar desa hanya memberikan modal merica. Merica itulah nanti dijual dan uangnya bakal untuk kehidupan sehari-hari.
Bahkan orang tua menyuruh anaknya jual merica di Makasar, imbun Arifin
Desa Bantilang adalah satu dari lima desa lumbung merica di Kecamatan Towuti, bulan depan petani merica di desa Bantilang memasuki masa panen, selain Bantilang, desa penghasil merica adalah, Masiku, Tokalimbo, Ranteangin dan Loeha.
Sayangnya, Arifin melanjutkan, tak sedikit orang tua tidak mengetahui di mana anaknya berkuliah di Makasar, yang terpenting mereka tahu anaknya benar-benar kuliah.
Jaminannya karung berisi merica, tidak tahu daerah tempat anaknya kuliah seperti apa, kata daia sambil menambahkan, meski mereka asal desa Bantilang, mahasiswa itu berduit. (serambiIndonesia)
EmoticonEmoticon