Pidato Zaini Abdullah Ketika Penyerahan KTP ke KIP Aceh

18:18:00

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saudaraku, Rakyat Aceh yang Marwahnya dijaga Para Syuhada

Jika orang bertanya kepada saya, mengapai maju dari calon independen, maka saya katakan karena bagi saya hanya satu Partai, yakni Partai Aceh. Garis perjuangan saya jelas dan tegas, menghormati hasil kesepakatan damai di Helsinki. Bagi saya MoU Helsinki adalah memorandum final yang harus dihormati oleh saya dan juga pemerintah Indonesia, MoU Helsinki adalah janji yang harus saya pegang teguh apapun resikonya. Apalagi Wali Nanggroe Yang Mulia Tgk Hasan Ditiro menitipkan perdamaian untuk kita jaga sebagai jalan kesejahteraan. Maka sempurnalah bagi saya, untuk menjadikan itu sebagai garis perjuangan saya selanjutnya “Menjaga Perdamaian.”

Mengenai jalan yang saya pilih, maju melalui calon independen, tidak melalui Partai Politik, bukan karena saya anti partai, atau bukan karena saya melihat partai lain sebagai organisasi politik yang buruk, tidak sama sekali, semua adalah sahabat, adik-adik dan saudara saya. Sekali lagi bagi saya ini adalah soal janji, tidak ada partai lain bagi saya, selain Partai Aceh. Namun ketika Partai Aceh tidak memberi jalan, atau mengambil jalan lain, maka saya memilih untuk tidak masuk kedalam Partai Politik lain, lalu memilih jalur independen.

Saya memilih pasangan saya, Calon Wakil Gubernur Aceh, seorang yang berilmu padi, makin banyak prestasinya, makin menundukkan diri beliau dihadapan manusia. Beliau adalah Pak Nasaruddin, Bupati Aceh Tengah. Saya menyebutnya Pak Nas, kata-katanya teratur, pelan dan ber-nas. Saya teringat sosok alamarhum Raja Linge, Ilyas Leubeh, saya lama tidak mengunjungi Ummi Salama dan makam syuhada itu. Nanti saya minta Pak Nas menemani saya kesana. 

Hari ini, 7 Agustus 2016, kami antarkan sejumlah surat dukungan dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) beserta formulir isian lengkap. Ini bukan hanya sekedar kertas biasa, diatas kertas itu berdiri harapan rakyat Aceh hingga tahun 2022 mendatang. Hari ini juga tepat peringatan 18 tahun pencabutan Status Daerah Operasi Militer di Aceh. Tentu ini juga adalah hal yang masih menjadi sangkutan bagi kami. Korban-korban konflik masih menuntut keadilan, bukan hanya keluarga mantan kombatan GAM, tapi juga mantan keluarga prajurit TNI, Polri, atau juga rakyat Aceh yang tidak memiliki sangkut paut dengan peperangan masa lalu. Saya tidak henti-hentinya meminta agar segera dicari formula penyelesaian kasus masa lalu, bukan untuk membuka luka lama, tapi demi kelapangan hati menatap masa depan bersama. 

Kemaren saya tegaskan dalam Rakerda PDIP, bahwa Presiden jangan ragu soal komitmen saya terhadap isi perjanjian Helsinki, saya dulu mendeklarasikan mendukung pencalonan dan pemenangan Pak Jokowi tahun 2014, maka sampai hari ini, dan jika diberikan kemenangan hingga 2019, saya tetap berdiri bersama beliau. Kembali, ini adalah soal janji, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) adalah salah satu butir kesepakatan di Helsinki. Ini didasari niat yang baik, bukan untuk saling menyalahkan satu dengan yang lain. 

Jadi demikian saya sampaikan kepada seluruh rakyat Aceh, kedatangan saya ke KIP hari ini, selai membawa dukungan rakyat Aceh, juga membawa harapan mereka terhadap Aceh hingga 2022. Mari kita satukan semangat kita, kita jaga perdamaian ini sebagaimana suara AZAN menjaga kita lima kali sehari, sebagaimana AZAN memperingatkan kita agar selalu membersihkan diri dengan kebajikan, juga seperti AZAN yang didalamnya terdapat ajakan untuk meraih kemenangan. Bagi kami, kemenangan yang paling tinggi adalah marwah yang terjaga dan kesejahteraan yang terpenuhi, dan itu hanya bisan diwujudkan dalam situasi damai.

Saya tundukkan kepala, memanjatkan doa memperingati 18 tahun dicabutnya status DOM di Aceh, juga bagi syuhada-syuhada yang telah syahid membela marwah diri dan tanah kelahirannya. Bersama semangat mereka kita pastikan Pilkada 2017 berlangsung damai dan biarkan rakyat Aceh yang menentukan siapa yang kelak menjadi gubernur dan wakil gubernur 2017-2022. 

Saya sampaikan terimakasih kepada seluruh pendukung kami, tidak akan terjadi hari ini tanpa dukungan kalian. Jadilah terus muazin-muazin perdamaian, gemakan AZAN ke seluruh penjuru Aceh.


Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu Alaikum Wr. Wb. (ajnn)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »