Jangan Salah Memilih

14:58:00
ilustrasi
HABAKOTAMADANI, ACEH - Aksi bersilat lidah semakin hangat di belantara kekuasaan Aceh, Khususnya menuju kursi jabatan Gubernur - Wakil Gubernur, Wali Kota - Wakil Wali Kota dan Bupati - Wakil Bupati. Prosesinya tinggal menghitung hari. Beduk isyarat tahapan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah telah ditabuh. 

Irama mengiringi setiap langkah para kandidat dan tim sukses untuk mengikuti secara tartil dan taat aturan yang ditetapkan penyelenggara (baca : KIP Aceh). Tentu saja, bukanlah sebuah persoalan jika para kandidat dan tim suksesnya mengikuti setiap aturan Pilkada Aceh secara baik dan benar.

Seperti yang sudah-sudah kita sering kali disuguhi perilaku arogan, perilaku menghina, perilaku merendahkan, perilaku yang mengoyak rasa kemanusiaan dan keadilan. Misalnya masing-masing kandidat berupaya menjatuhkan lawan dengan memberikan stigma seperti penghianat, rakus jabatan, ada juga yang merasa diri sebagai pahlawan.

Masyarakat yang tumbuh hanya rasa takut, ketidak harmonisan sosial dan aksi kekerasan, dalam konteks inilah kita berharap kandidat dan tim sukses memberikan pelajaran-pelajaran positif kepada masyarakat Aceh dengan ajaran kebakan, bukan malah menyuburkan kebencian.

Positif dan negatif seorang kandidat bisa dilihat dari pilihan strategi kandidat dan tim sukses mereka mengemas produk yang akan ditawarkan kepada masyarakat sebagai pemilik suara.

Umumnya di Aceh, ada dua jenis metode yang digunakan.

  1. Pilihan strategi yang menampakkan syahwat politik kelompok
  1. Pilihan strategi kandidat dan tim sukses yang mengemas produk untuk menjalankan kebijakan bersama untuk kebaikan bersama. 
Jenis pertama, bisa kita katakan adalah kandidat dan tim sukses yang menggunakan cara-cara politik yang kualitas hanya berhenti pada keperluan golongan saja, selalu mengabaikan keinginan rakyat dan bersemangat memperkaya diri dan para penjilat kekuasaan.


Jenis kedua, bisa dikatakan adalah strategi yang ideal, kandidat dan tim sukses memperlihatkan berbagai kinerja yang sudah dan atau yang akan dikerjakan nanti, kandidat seperti ini sangat mencerdaskan baik dalam bentuk komunikasi massa dan strategi pandekatan mereka yang lebih humanis atau memanusiakan lawan bicara (bukan menindas atau mengurui).

Jenis kandidat seperti ini selalu menjalankan amanah dan fokus bekerja meskipun selama ini seringkali diganggu oleh pihak-pihak yang berpikir sempit.

Namun semua ini kembali lagi kepada masyarakat Aceh, apakah mereka akan memilih kandidat yang mengumbar syahwat politik atau kondidat yang bekerja menjaga perdamaian, menjaga harga diri Aceh, hari ini dan selalu menjaga pesan-pesan perdamaian abadi yang diamanahkan Muhammad Hasan Tiro. Masyarakat tentu tidak naif. (ajnn)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »