Ketika Seorang Mualem Meneteskan Air Mata

00:49:00
Muzakir Manaf
                      
HABAKOTAMADANI, BANDA ACEH – Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang kerap disapa Mualem tidak mampu membendung kesedihannya, saat kembali mengingat kisah lamanya bersama deklarator Gerakan Aceh Merdeka, Tengku Hasan Muhammad Di Tiro.
Mualem pun meneteskan air matanya saat memberikan sambutan pada dia bersama dan tausiah falam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1437 H, di Makam Tengku Hasan Tiro di Indrapuri Aceh Besar. Rabu 25 Mei 2016.
Ia menceritakan tentang sosok seorang Tgk Hasan Tiro, yang telah berbuat banyak dan berkorban untuk rakyat Aceh. “Perhatiannya lebih banyak kepada perjuangan rakyat Aceh ketimbang kepada keluarganya,” ujar Mualem dalam nada isak tangis.
Pada kesempatan itu, Mualem juga menceritakan perihal amanah almarhum pendiri GAM itu kepadanya saat berada di Libya dan saat hendak pulang dari Libya ke Malaysia dan Aceh.
“Saat saya hendak pulang dari Libya ke Malaysia dan ke Aceh, almarhum Tgk. Hasan ben Muhammad menitipkan amanahnya yaitu; aneuk ulon Muzakir, lidah ulon ka ulon koh dan ulon sambong bak gata, bungkoh nyoe ka ulon bungkoh dan ulon peu-djaroe bak gata, peue hase gata gulam?” Mualem pun menjawab, “Insya Allah, ubena mampu ulon Wali, ulon peu-timang,” demikian kata Mualem meniru amanah yang pernah disampaikan almarhum kepadanya yang sarat akan makna perjuangan bangsa Aceh.
“Watei ka lon ek tangga pesawat, geu hoi lom le Wali; Muzakir, keunoe ta treun dilee siat teuk, peue mantong yang kalheuh ulon peurunoe bak gata dan meunyo na yang hana muphom, gata meurunoe bak ulama-ulama yang na di nanggroe Atjeh,” lanjut mantan panglima GAM yang juga Wakil Gubernur Aceh ini.
Dalam kesempatan ini juga, Mualem turut berpesan kepada seluruh sahabatnya yang pernah belajar dan menerima amanah langsung pada Wali Nanggroe Tgk. Tjhik Di Tiro Hasan ben Muhammad di Tripoly agar selalu menjalankannya untuk kebaikan, keadilan, kemajuan dan kemakmuran Aceh ke depan.
“Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe sudah tujuh tahun yang lalu meninggal dunia, maka semua amanah itu menjadi kewajiban bagi kita untuk meneruskan, walau dalam kondisi bagaimana pun dan di mana pun,” tutup Mualem.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »